Tim Jurnalis SMP Islam Tugasku
Pecah Telur! Setelah penantian selama kurang lebih 2 tahun SMP Islam Tugasku dapat unjuk gigi karya hasil menulisnya. Tiga buku karya siswa tahun 2020-2022 bekerja sama dengan Tim One Day to Write berhasil diterbitkan. Sudah menjadi agenda wajib setiap tahunnya SMP Islam Tugasku mengadakan lokakarya menulis bekerja sama dengan Kak Lala, Founder One Day to Write. Namun, kali ini spesial karena SMP Islam tugasku mengagendakan acara “Peluncuran Buku”. Selebrasi ini diselenggarakan di momen yang tepat yaitu dalam rangka Bulan Bahasa di tempat yang juga tepat, Perpustakaan Nasional.
Sekali dayung dua tiga pulau terlampaui, begitulah agenda ini berlangsung. Bukan hanya peluncuran buku tetapi kami juga mengadakan kunjungan Perpusatakaan Nasional. Kami memang sedang kembali memperkuat minat baca dan kemampuan literasi siswa-siswi dengan kunjungan atau sosialisasi mengenai alur dan sistem perpustakaan. Setelah bergumul mencari buku di perpustakaan sendiri kami beranjak pada tempat yang lebih besar. Niat baik itu sepertinya tercapai, terbukti dengan wajah-wajah dan tingkah sumringah siswa-siswi mencari buku dan mengeksplorasi Perpustakaan Nasional. Kami memang ingin memberikan pengalaman berkesan dan menyenangkan berkaitan dengan buku dan membaca.
Selain membaca, menulis juga menjadi sebuah tantangan dan pembiasaan kami kepada para siswa. Program OBOS atau One Book One School bersama Kak Lala menjadi wadah sempurna siswa-siswi kami untuk menuangkan gagasannya. Tahun 2020, saat pembelajaran masih melihat layar, angkatan 18 menuangkan gagasan-gagasan ciamik. Mereka menggabungkan gagasan orisinil, isu lingkungan, dan mimpi terpendamnya menjadi tulisan utuh yang dibukukan berjudul “Beauty in Destruction.” Tak mau kalah, angkatan 19 mengikuti jejak proses pada tahun 2021 bersama beberapa angkatan 17 yang memang memiliki renjana menulis. Karya apik mereka dibukukan dengan judul “Mythical Dreams”.
Melihat renjana menulis beberapa siswa kami yang sulit terbendung, tahun 2020 dibukalah kelas menulis yang juga dimentori oleh Kak Lala. Beberapa angkatan berjalan dengan konsisten dalam wadah ini selama 2 tahun. Sampai tanpa disadari karya mereka sudah cukup untuk dibukukan. Maka dari itu terbitlah “Magic Key” sebagai bukti nyata sekaligus apresiasi setinggi-tingginya kepada para siswa ekskul menulis. Proses sangat terlihat pada tulisan mereka dari tahun ke tahun. Pengarang yang sama tetapi kualitas yang berbeda, semakin bagus.
Alhamdulillah, tidak ada kata yang lebih pantas selain itu. 26 Oktober 2022 menjadi selebrasi kami mengapresiasi tiap penulis cilik yang berhasil berproses dengan sabar. Angkatan 20 pun menjadi saksi sejarah sekaligus mengikuti jejak menulis kakak-kakaknya. Kira-kira apa judul buku angkatan 20? Sungguh itupun kami nantikan.
Terima kasih kepada tim One Day to Write, Kak Lala, Kak Fasha, Bu Salma, POMG, Perpustakaan Nasional, dan orang tua siswa hadir dan menjadi bagian dari sejarah kami.