Pada hari ke tiga rangkaian Special Event; A City of Ours, SMP Islam Tugasku membahas tema khusus mengenai kota-kota yang berhasil bertahan dari bencana. Kegiatan dibagi menjadi 3 sesi. Sesi pertama diisi dengan kuis Ranking 1 bersama di ruang MPR. Setiap siswa berlomba menjawab pertanyaan mengenai kota-kota dunia dan bencana di dunia. Keseruan ini diakhiri dengan point tertinggi yang diraih oleh kelas 7B.
Setelah keseruan di MPR siswa kembali kelas masing-masing untuk masuk ke sesi ke dua, menyimak materi mengenai kota-kota yang tahan bencana. Pembahasan lebih mengerucut dan menarik ketika narasumber kami, Bu Yeni dari instansi PUPR menjelaskan salah satu karya Indonesia untuk bertahan dari bencana gempa bumi, yaitu rumah RIsha. Rumah tahan gempa ini ternyata menggelitik keingintahuan siswa-siswi untuk bertanya lebih lanjut mengenai teknologi-teknologi karya Indonesia untuk bertahan dari bencana.
Kegiatan sesi terakhir ini sepertinya jadi favorit siswa-siswi. Pada sesi ini siswa-sisiwi kembali ke ruang MPR untuk duduk dalam kelompok dan membuat rumah yang tahan dari bencana. SIswa diberikan uang sebagai modal untuk membeli bahan-bahan membuat rumah. Bahan-bahan tersebut berupa kardus, tanah liat, dan stik es krim. Bahan-bahan terdiri atas alas, dinding, dan atap. Siswa-siswi sangat senang dan saling perang strategi untuk lebih bagus dan tahan bencana. Siswa-sisiwi pun berlomba memperindah tampilan rumah. Sampai puncak keterkejutan terjadi saat pengujian rumah. Siswa-siswi tidak tahu rumahnya akan diuji dengan semprotan air, api, dan guncangan. Satu persatu rumah buatan mereka gugur dalam simulasi, sampai tersisa 5 rumah yang tahan dari 3 bencana.
Kegiatan Hari Rabu, 23 Maret ini sangat menyenangkan. Semoga bisa memancing siswa-sisiwi untuk lebih bersyukur, berpikir kreatif untuk membuat solusi dari masalah lingkungan yang ada.